Sunday, December 6, 2009

YANG KAYA KIAN KAYA (K3), YANG MISKIN MAKIN MISKIN (M3)

Kalimat di atas mengingatkan kita pada lirik lagu lama sang raja dangdut, Rhoma Irama. Dilihat dari sudut pandang orang miskin, lagu itu ditujukan sebagai kritik terhadap mereka yang berpunya.
Bagaimana kalau kita lihat dari sudut pandang yang berbeda? Kenapa orang yang kaya semakin kaya, kelas menengah terus bergumul, dan yang miskin semakin miskin?
Inti dari tulisan ini adalah: KEMANA ANDA MEMBELANJAKAN kelebihan uang yang Anda miliki akan MENENTUKAN DIMANA POSISI ANDA.
Jika dilihat secara luas, orang kaya bertambah kaya karena ketika penghasilan orang kaya bertambah, mereka menunda kesenangan dan terus menjalankan gaya hidup yang sama. Penghasilan yang lebih ini mereka investasikan ke dalam aset seperti membeli saham yang menghasilkan deviden, membeli tanah untuk dibangun properti, membeli apartemen untuk dikontrakkan, mall untuk disewakan, membesarkan bisnisnya, dan seterusnya.
Dengan demikian, penghasilan mereka yang sudah besar semakin besar. Dan ketika penghasilan mereka bertambah besar lagi, mereka investasikan lagi ke dalam aset lagi, sehingga semakin kaya dan semakin kaya lagi.
Sementara itu, kalangan menengah terus bergumul secara finansial. Kenapa? Ketika penghasilan mereka bertambah besar, mereka menggunakannya untuk mencicil rumah yang lebih besar, mobil yang lebih mewah, handphone yang lebih canggih, komputer yang lebih modern, televisi yang lebih besar, dan lain-lain. Kalangan ini bisa memiliki rumah yang besar dan mobil mewah tetapi mereka tidak memiliki uang yang bekerja untuk mereka. Dan seumur hidupnya mereka menjadi budak uang karena membayar cicilan yang semakin besar seumur hidupnya.
Lalu bagaimana dengan orang miskin? Mereka tidak peduli betapapun besarnya penghasilan mereka, semua akan masuk ke pengeluaran. Ketika penghasilan mereka bertambah, mereka membeli televisi yang mereka idamkan, makan di restoran mewah, membeli baju mahal, membeli HP yang lebih trendi, ikut asuransi yang tidak perlu, dan sejenisnya.
Jadi, berada di golongan manakah Anda?
Read More..

MENGABAIKAN SKEPTISME ORANG LAIN

Ketika seseorang mendapatkan pekerjaan baru atau memulai usaha baru, tak jarang orang lain berkomentar negatif atau bersikap skeptis terhadapnya. Skeptisme ini, terutama yang berasal dari orang-orang terdekat seperti suami, istri, ibu, anggota keluarga, atau teman baik, kadang-kadang begitu besarnya sehingga menghambat langkah maju seseorang.
Alasan Anda menerima pekerjaan baru atau memulai bisnis baru tersebut diantaranya:
Satu, Anda benar-benar menyukainya dan berharap senang menjalankannya. Kedua, peluang itu sangat besar dan Anda berharap dapat memperoleh uang atau pengalaman yang Anda butuhkan. Ketiga, Anda berpikir bahwa pekerjaan atau bisnis tersebut akan mendekatkan Anda untuk menggapai mimpi Anda.
Orang-orang yang skeptis atau meragukan kemampuan Anda adalah orang yang pekerjaannya menjadikan Anda merasa bodoh, tidak cocok, atau tidak mampu dalam membuat keputusan. Mereka menyarankan pekerjaan yang lebih baik menurut mereka, memberikan contoh orang-orang yang gagal, mengolok-olok keputusan Anda, dan menertawakan hasil yang diharapkan. Orang-orang seperti ini adalah orang yang harus dihindari tanpa kompromi.
Mengapa mereka tidak memberikan dorongan pada Anda? Atau mendukung Anda? Atau bertanya apakah mereka dapat membantu Anda sukses? Atau sekedar berkata, “Saatnya melangkah!”
Ada beberapa hal yang menyebabkan sikap skeptis mereka, diantaranya:
- Citra diri mereka terbatas
- Harga diri mereka rendah
- Cemburu
- Iri hati
Mereka tidak mampu memberikan dorongan karena mereka lebih suka melihat Anda sebagai seorang pecundang (layaknya mereka).
Jadi, hal pertama yang perlu Anda pikirkan ketika seseorang bersikap skeptis pada Anda adalah bersikap tenang dan berpikir positif. Selain itu, jadilah teladan dan jadikan skeptisme mereka sebagai cambuk untuk lebih baik dari mereka dalam segala hal. Anda juga perlu berteman dengan orang-orang sukses, mereka yang memberi inspirasi, mereka yang memberikan dorongan. Terakhir, jangan membicarakan apa yang akan Anda kerjakan. Kerjakan saja.
Dari semua itu, dapat disimpulkan bahwa satu-satunya penangkal terhadap orang yang skeptis adalah pembuktian kesuksesan Anda. Jadi, abaikan saja mereka. Keluarkan kemampuan terbaik Anda untuk Anda sendiri, bukan untuk mereka. Mereka tidak penting.
Read More..

Thursday, December 3, 2009

DRIVE GREENER TO SAVE GASOLINE AND MONEY

Twenty percent of all the earth's greenhouse gases is released from automobile exhaust, contributing to air pollution and global warming, producing a single car releases into the air 4 tons of CO2 and 318 kg of other air pollutants.

How Can You Make Your Driving Greener?
Maintenance
Reguler engine maintenance increases gas consumption by 25%.
Drive smart & efficiently
Less driving means fewer emissions.
Every 1 liter of gasoline saved keeps 2.4 kg of CO2 out of the atmosphere.
Walk, ride a bicycle, carpool, or take public transportation more often.
Increasing speed from 100 km/h to 120 km/h increases gas consumption by 20%.
Planning ahead your route and time helps save gasoline and money.
Go easy on air conditioner
Air conditioning increases gas consumption by 20%.
Use air conditioner only as needed.
Reduce idling
Turn off the engine, idling wastes gasoline and money.
Drive smoothly
Driving at a constant speed saves gasoline and money.
Avoid sudden acceleration and hard braking.
Check tire pressure regularly
Properly inflated tires are safer to use and help improve gas consumption by more than 3%.
For accurate results, measure tire pressure when the tires are cold.


Read More..