Sunday, February 28, 2010

BAGAIMANA MEMILIKI UANG SATU MILYAR?

Judul di atas sengaja saya ambil untuk memprovokasi Anda dan saya sendiri.
Seberapa besarkah arti uang Rp 1 milyar bagi Anda? Bagi sebagian besar dari kita, nilai tersebut sangatlah besar. Dengan uang Rp 1 milyar, banyak yang dapat kita beli atau mimpi yang dapat kita wujudkan. Jika memang demikian, mengapa kita hanya berdiam diri saja? Kalau orang lain saja dapat memilikinya, kenapa kita tidak? Berikut adalah beberapa cara kita memperoleh uang Rp milyar tanpa harus KORUPSI.
Pertama-tama, tentukan dulu apa tujuan finansial Anda. Sebagai contoh, Anda ingin membeli sebuah rumah seharga Rp 1 milyar. Untuk mendapatkan uang sebesar ini dan membeli rumah secara tunai, tentu perlu waktu yang lama. Untuk mengakalinya, beli saja rumah seharga Rp 1 milyar secara kredit. Anda hanya perlu mengumpulkan uang mukanya dulu, katakanlah sebesar 30%. Ternyata Anda hanya perlu berinvestasi secara rutin sekitar Rp 6,350 juta per bulan pada produk dengan target hasil investasi rata-rata 10% per tahun selama lima tahun. Jika tidak berinvestasi, maka Anda harus menabung sebesar Rp 8,1 juta per bulan selama lima tahun ke depan.
Contoh lain adalah jika Anda ingin memiliki Rp 1 milyar sebagai dana pensiun dalam waktu 15 tahun. Jika Anda memperhitungkan inflasi 0%, maka Adna hanya perlu berinvestasi sekitar Rp 525.000 per bulan pada produk dengan target hasil investasi 25% per tahun, selama 15 tahun ke depan. Jika Anda memperhitungkan inflasi 10% sehingga dana yang Anda butuhkan menjadi 4,1 milyar, maka Anda perlu berinvestasi sekitar Rp 2,2 juta per bulan pada produk dengan target hasil investasi rata-rata 25% per tahun, selama 15 tahun. Jika tidak berinvestasi, maka Anda harus menabung sebesar Rp 5,6 juta per bulan (tanpa inflasi) atau Rp 23,25 juta per bulan (inflasi 10%) selama 15 tahun ke depan.
Itulah beberapa cara untuk mendapatkan uang Rp 1 milyar tanpa harus korupsi. Banyak cara lain untuk mencapainya. Kita hanya perlu lebih mengerti hubungan antara resiko dan hasil investasi, sehingga mengerti cara kerja berbagai produk investasi.
2PMAC24AWW5D
Read More..

Saturday, February 13, 2010

MOVING AVERAGE

Moving average merupakah salah satu alat bantu atau indikator analisis teknikal yang paling populer dan mudah digunakan. Moving average memperhalus serangkaian data dan mempermudah untuk melihat atau mengikuti arah trend, sesuatu yang sangat penting di bursa saham yang sering berfluktuasi. Moving average juga sebaiknya digunakan dengan indikator-indikator teknikal lainnya.
Dua tipe moving average yang paling populer adalah Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA). Namun pada kesempatan ini saya akan membahas Simple Moving Average terlebih dahulu. Untuk EMA akan saya bahas pada kesempatan lainnya.
Simple moving average dibentuk dengan cara menghitung rata-rata (mean) harga dari sebuah saham pada periode waktu tertentu. Walaupun kita dapat membuat moving average dari harga-harga Open, High, dan Low, namun kebanyakan moving average dibuat dengan menggunakan harga penutupan. Sebagai contoh: simple moving average 5-hari dihitung dengan menambahkan harga-harga penutupan selama 5 hari terakhir dan membagi totalnya dengan 5.
100 + 110 + 120 + 130 + 140 = 600
(600 / 5) = 120
Kalkulasi ini diulangi terus untuk setiap harga di grafik. Rata-rata tersebut kemudian digabung sehingga membentuk satu garis kurva yang disebut garis rata-rata bergerak (moving average line). Melanjutkan contoh di atas, jika harga penutupan berikutnya adalah 150, maka periode baru ini akan ditambahkan dan hari terlama, yaitu 100, tidak dihitung lagi. Simple moving average 5-hari yang baru akan dihitung sebagai berikut:
110 + 120 + 130 + 140 + 150 = 650
(650 / 5) = 130
Dalam waktu dua hari, SMA bergerak dari 120 menjadi 130. Ketika hari berganti, maka hari yang pertama tidak disertakan dan moving average akan terus bergerak seiring berjalannya waktu.
Semua moving average disebut juga sebagai lagging indicators atau indikator yang ketinggalan atau mengikuti harga karena yang digunakan adalah data harga di masa lalu. Moving average TIDAK AKAN memprediksi perubahan trend, tetapi mengikuti trend yang sedang berlangsung. Karena itulah, indikator ini cocok digunakan sebagai indikator untuk mengikuti trend atau mengidentifikasi trend, dan bukan untuk memprediksi trend. Ketika harga berfluktuasi, maka moving average dapat berfungsi baik. Namun, jika harganya datar atau tidak berfluktuasi, moving average dapat memberikan sinyal yang salah.
Dengan dasar ini, investor dan trader pertama-tama harus mencari saham-saham yang menunjukkan karakteristik trending sebelum menganalisa dengan menggunakan moving average. Proses ini tidaklah harus berupa pengujian ilmiah. Biasanya, penilaian visual sederhana pada bagan harag dapat menentukan apakah suatu saham menunjukkan karakteristik trend.
Dalam bentuk yang paling sederhana, harga suatu saham dapat mengalami tiga trend: naik, turun, atau datar. Trend naik terjadi ketika suatu saham membentuk rangkaian penutupan harga tertinggi yang lebih tinggi dan harga terendah yang lebih tinggi. Trend turun tercipta ketika suatu saham membentuk serangkaian harga terendah yang lebih rendah dan harga tertinggi yang lebih rendah. Sementara trend datar tercipta jika suatu saham tidak dapat membentuk trend naik atau turun.
Read More..

Tuesday, February 9, 2010

BEDA ANTARA BERSYUKUR DAN MENERIMA APA ADANYA

Menerima apa adanya atau pasrah begitu saja tidak termasuk dalam sikap positif. Bahkan bersyukur dalam arti yang sebenarnya sangat berbeda dengan sikap pasrah atau menerima apa adanya ini. Bersyukur adalah berterima kasih atas kebaikan atau prestasi atau manfaat yang dicapai atau diberikan Tuhan. Contohnya begini. Saya bersyukur karena diberi tangan yang lengkap dan utuh oleh Tuhan. Apakah cukup sampai disini? Tentu saja tidak. Apa bisa disebut bersyukur kalau tangan yang diberi tersebut tidak saya manfaatkan? Atau dimanfaatkan untuk keburukan? Inilah bedanya antara menerima apa adanya dan bersyukur.
Mengupayakan tercapainya yang terbaik adalah sikap orang yang mensyukuri apapun yang telah ada pada dirinya. Ini berlaku untuk semua hal, baik di dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dunia kerja, pendidikan, dan sebagainya. Ini sama dengan memaksimalkan apapun yang ada pada diri kita. Inilah arti bersyukur yang sebenarnya.
Banyak manfaat yang dapat kita petik dari rasa syukur kita terhadap apa yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Bersyukur menjadikan kita merasa cukup. Dan merasa cukup ini adalah sikap positif yang dapat membentengi kita untuk tidak menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan kita. Sebaliknya, merasa tidak cukup atau kurang dapat mendorong seseorang untuk berbuat curang. Korupsi adalah contohnya. Yang perlu saya tekankan pada poin ini adalah bahwa merasa cukup tidak berarti bahwa kita tidak perlu berusaha lebih jauh lagi.
Bersyukur juga menjadikan kita rendah hati dan tidak sombong. Dengan bersyukur berarti kita menyadari bahwa bukan kita, melainkan Tuhan, yang memiliki kuasa penuh terhadap apapun yang kita lakukan. Sebagai makhluk-Nya, kita hanya bisa berusaha dan berusaha dan hasil akhirnya bukan urusan kita lagi.
Selain itu, bersyukur menciptakan rasa riang gembira. Bukankah aneh kalau kita mengucapkan terima kasih atau syukur dengan wajah dilipat-lipat alias cemberut? Perasaan gembira akan mendorong kita menjalani hidup lebih optimis dan pada akhirnya akan menjadikan kita bahagia.
Itulah beberapa manfaat dari syukur. Alangkah indahnya jika setiap bangun pagi, ketika badan dan pikiran masih terasa segar, kita mengawali hari dengan bersyukur atas kenikmatan yang diberikan dengan bersikap positif memandang hari itu.
Read More..