Saturday, November 19, 2011

INVESTASI MENGALAHKAN INDEKS DAN REKSADANA

Apakah Anda telah berinvestasi di pasar modal, terutama saham? Kalau sudah, bagaimana kinerja dari hasil investasi Anda? Jika investment return yang Anda peroleh dapat mengalahkan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), berarti Anda termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Sebaliknya, jika kinerja investasi Anda di bawah indeks, berarti Anda termasuk golongan orang-orang yang merugi dan perlu melakukan evaluasi. Jika Anda termasuk kelompok kedua, baik melalui long-term investing atau short-term trading, ada baiknya Anda berinvestasi di reksadana saja sambil mematangkan dahulu ilmu trading/investasi Anda. Melakukan investasi di bursa saham tanpa dibekali ilmu yang mencukupi hanya akan menjadi santapan empuk para 'bandar' profesional. Ilmu yang dimaksud diantaranya memahami Fundamental Analysis (FA), Technical Analysis (TA) dan Money Management (MM).
Dengan memahami ketiganya, maka kita dapat meminimalisir kerugian sebagaimana 2 aturan terkenal dari investor nomor 1 dunia Mr. Warren Buffett:
Rule No. 1: Never Lose Your Money.
Rule No. 2: Never Forget Rule No. 1

Bagaimana caranya berinvestasi yang dapat mengalahkan indeks? Jika Anda telah memulai berinvestasi melalui reksadana, Anda dapat membandingkan kinerja reksadana tersebut dengan indeks acuan (IHSG). Anda juga dapat membanding-bandingkan kinerja seluruh reksadana yang ada di Indonesia dengan indeks atau sesama reksadana yang ada di situs ini.
Mengalahkan kinerja indeks atau reksadana saham memang bukan perkara gampang, namun bukan juga sesuatu yang mustahil. Berikut tips dari saya:
Pertama, tugas kita sebagai Manajer Investasi bagi kita sendiri adalah meracik portofolio kita dengan baik dengan cara memilih perusahaan-perusahaan terbaik di bidangnya. Kita dapat memulainya dengan memilih saham-saham Bluechips terlebih dahulu, seperti ASII, BBRI, BMRI. Bahkan kalau kita termasuk investor berprofil agresif, kita dapat menambahkan beberapa saham Second Liner tetapi yang berfundamental baik seperti ASRI, GJTL, CPIN ke dalam keranjang portofolio (Untuk melihat profil resiko, Anda dapat melihat di tulisan ini).
Di era informasi sekarang ini kita sangat mudah mendapatkan akses terhadap data-data fundamental perusahaan. Beberapa situs yang menjadi rujukan untuk mendapatkan data-data fundamental perusahaan-perusahaan diantaranya adalah ft, reuters, dan bloomberg.
Kedua, lakukan diversifikasi portofolio. Don't put all your eggs in one basket. Belilah beberapa saham dari beberapa sektor yang berbeda, tetapi pilihlah yang terbaik di sektornya masing-masing.
Ketiga, lakukan evaluasi secara berkala. Jika salah satu saham berkinerja buruk, jangan sungkan untuk melakukan switching ke saham lain yang lebih menjanjikan. Sebagai investor ritel, kita sebenarnya memiliki kelebihan dibandingkan para Manajer Investasi yang mengelola reksadana yang biasanya memiliki asset ratusan milyar hingga trilyunan. Dengan dana yang relatif kecil, kita mampu melakukan switching atau rebalancing portofolio dengan mudah. Hal ini berbeda dengan Manajer Investasi yang dananya sangat besar.
Keempat, terkait dengan point ketiga di atas, selalu perhatikan kondisi ekonomi lokal, regional, dan global. Kita bisa menggunakan top-down analysis atau bottom-up analysis untuk meracik portofolio kita (sebagai gambaran singkat dapat dilihat disini). Gejolak krisis, perubahan suku bunga, perubahan kurs, pergolakan harga komoditas, dan lain-lain akan mengubah trend investasi kita.
Demikian beberapa tips dari saya, semoga bermanfaat dan salam sukses.
Read More..